Monday, April 17, 2006

ciremai oh ciremai



berawal dari chat dengan seorang teman, yang cuplikannya seperti di bawah ini (dengan sedikit diedit)
.............
ipunkbeto : hoi
ipunkbeto : lu kpn main ke bandung?
bazzbeto : hoiii....
bazzbeto : gw pengen jl neh ntar, tp ga tau kemena...
bazzbeto : tdnya mo ke pangrango, tp tmn gw kmrn dah jd buking pa blum gw ga tau
ipunkbeto : oh ke gede lg?
ipunkbeto : ga ahh
bazzbeto : lo ada tawaran ga? soalnya gw kalo pergi ndiri ga ada yg motoin...
ipunkbeto : hmm
ipunkbeto : gw malah mau ngjual kameraa
ipunkbeto : abis moto mulu
ipunkbeto : temen minta tlg motret trs gw ga bs nolak
bazzbeto : yg bener ga bisa nolak? yaudah, gw mita tlg potoin deh kalo gitu...
ipunkbeto : dasar beto
bazzbeto : hayo, katanya ga bisa nolak???
ipunkbeto : boleh2
ipunkbeto : klo gt lo mau kmn?
bazzbeto : ayo, kemana ya? apa ke cireme aja?
ipunkbeto : kapan sih?
bazzbeto : kalo jd ya bsk, gw brkt ntar mlm jg bisa seh
ipunkbeto : n kmn?
bazzbeto : ke cireme? apa kemana better alternative?
ipunkbeto : ke tampomas
ipunkbeto : lu tar ngajakin temen2 lo yg beto lg ga?
bazzbeto :gw blum ngajakin anak2, abis gw sebel ma anak2, diajakin ke lawu kmrn pada ga mau...
bazzbeto : ntar gw coba ajak ucok ma acil ya?
ipunkbeto : berarti gw cuman b2 ma lu?
ipunkbeto : kalo pd ga mau tar 2 an juga gpp kok
ipunkbeto : ga akan merkaos gw mahh
bazzbeto : jd gw ke bdg dl ya? trus dr bdg ke sumedang??
ipunkbeto : ato mau ke ciremai?
ipunkbeto : lo dah pernah?
bazzbeto : gw 2 kali ke cireme, kalo mo kesana jg gpp
bazzbeto : kalo tampomas bagus mah gpp ke tampomas aja
ipunkbeto : hmm keknya ga sebagus cireme sihh
bazzbeto : yaudah, ntar mlm gw brkt ke bdg ya?
...............
akhirnya jumat 7 April malam sekitar jam 9 aku berangkat dari depok ke bandung naek bus transit di kampung rambutan, tepatnya bukan ke bandung sih tapi ke jatinangor. aku naek bus AC ekonomi tujuan garut yang berangkat jam 10 malam dari terminal kampung rambutan dengan penumpang kira-kira seperempat kapasitas tempat duduk.
"mau kemana a'?" tanya penumpang di sebelahku.
"cileunyi" jawabku.
"cileunyinya dimana? pulang apa pergi?"
"sebenarnya mau ke jatinangor sih mas, main aja ke teman. mas mau ke garut ya?"
"ooo, nyambung lagi ya dari cileunyi. iya, saya setiap 2 minggu sekali pulang ke garut."
tak berapa lama kemudian, dia mengeluarkan jaket dari tasnya, jalan tol cikampek tersendat malam itu, seperti biasa kalau long weekend.
"ga dingin a' pake celana pendek?" dia bertanya setelah mengenakan jaketnya.
"ga. bukannya garut dingin?"
"iya, apalagi kampung saya, dingin banget. tapi saya ga kuat kalau kena AC."
aku kembali memandang keluar jendela, melihat lampu-lampu terang mobil menyorot tak jarang menyilaukan, baru beberapa menit aku memandang keluar jendela tiba-tiba pundak kiriku terasa berat . ternyata mas yang duduk di sebelahku sudah tertidur pulas dengan kepala miring ke arahku dan menimpa pundakku. sesekali aku goyangkan pelan pundakku agar dia tegak lagi, tapi hanya tegak beberapa menit dia kembali miring ke arahku. akhirnya aku pasrah saja meminjamkan pundakku menopang kepalanya. kira-kira setengah jam kemudian aku juga tertidur.
beberapa kali aku terbangun dan kepala itu masih saja menempel di pundakku, aku sempat meliriknya cemas kalau mas itu ngiler di pundakku. ahhh untunglah dia enggak ngiler. dan ku tidur tenang lagi, meskipun terasa pegel juga pundakku menahan kepalanya.
kira-kira jam 1.15 dini hari aku turun di pintu tol cileunyi, kemudian naik angkot ke jatinangor. di atas angkot, mataku jalang mencari papan nama "hotel jatinangor", patokan yang diberikan ipunk dia nungguin di depan hotel itu. sampai di depan kampus IPDN (dulu STPDN) aku bertanya ke sopir angkot yang kutumpangi
"hotel jatinangor masih jauh a'?"
"waaahh udah kelewat jauh, tadi pas anak STPDN turun itu. yaudah ikut aja nanti saya balik lagi kok."
"ooo... yaudah."
kira-kira 2 kilometer setelah kampus UNPAD, penumpangnya tinggal aku saja dan angkot itu memutar balik ke arah cileunyi lagi.
"ini hotel jatinangor a'"
"iya" jawabku sambil turun dan membayar ongkosnya.
"hoiii... kok dari sana lo? kelewat ya?" teriak ipunk yang sudah menunggu dengan ary di seberang jalan sambil menghampiriku, ary menunggu di atas vespa tuanya.
"iya, kelewat gue. papannya ga keliatan kecil gitu!"
"itu ary."
"hai..." aku melambaikan tangan ke arah ary di kegelapan.
"saya ke palawa ya, saya tunggu di sana!" teriaknya.
"oke, ntar aku ke sana."
aku dan ipunk menuju kos ipunk, kira-kira 150 meter dari jalan jatinangor. sesampai di kos ipunk, aku langsung numpang ke kamar kecil kemudian ngobrol sambil melihat-lihat album foto ipunk yang tersusun rapi, hampir semuanya foto-foto di gunung.
sekitar jam 4 subuh kelopak mataku terasa berton-ton beratnya, kami segera menuju ke palawa (kelompok pecinta alamnya UNPAD) di kampus UNPAD jatinangor. sesampai di sekretariat palawa, hanya tinggal satu orangyang bangun, aku lupa namanya kemudian aku langsung tidur di antara anak-anak palawa yang sudah tidur lebih dulu di lantai 2, lebih tepatnya di loteng yang dijadikan sebagai lantai 2.
bangun jam 9 pagi, di depan palawa sudah banyak tas berjejer yang kemudian kuketahui itu tas anak-anak marching band unpad yang sedang melakukan persiapan untuk pelantikan anggota barunya. setelah cuci muka, kami (aku dengan anak-anak palawa) ngobrol di teras, ary dan rifki memainkan gitar menyanyikan lagu-lagu lama metallica sambil sesekali mereguk kopi panasnya sementara aku hanya merokok karena enggak suka minum kopi.
"hoi, berangkat jam berapa?" tanya ipunk.
"bentar gue sms ucok dulu deh, sapa tau dia mau nyusul."
"yaudah, gw nyiapin perlengkapan dulu deh. cuma tinggal perlengkapan masak kan?"
"iya. wah ucok enggak bales-bales sms gue neh."
"yaudah, biarin aja."
"kita berangkat jam 12an aja ya?"
"iya."
sekitar jam 10, ucok telepon
"dimaa baz? (dimana baz?)" kata ucok dengan logat minangnya.
"masih di palawa, ang nyusul ndak? (masih di palawa, lo nyusul ga?)jawabku juga dengan bahasa minang.
"lho, keceknyo ka pai pagi? (lho, katanya berangkat pagi?)"
"baru jago. kalo ang nyusul, den tunggu (baru bangun, kalo lo nyusul, gw tunggu)."
"den baru bisa pai jam 11, baa? indak baa ang nunggu? (gw baru bisa pergi jam 11, gimana? enggak apa-apa lo nunggu?)"
"oke, den tunggu yo. eh, naiak oto jurusan garut atau tasik yo, biko turun di tol cileunyi (oke, gw tunggu ya. eh, naik mobil jurusan garut ato tasik ya, ntar turun di tol cileunyi)."
"oke."
"punk, ucok jadi nyusul, paling nyampe sini jam 3an ya" setengah berteriak akumemberitahu ipunk yang lagi nyiapin peralatan di dalam.
"iya, moga-moga aja ga macet" jawabnya.
ucok baru sampai di jatinangor sekitar jam 7 malam, macet banget katanya di jalan, hujan lebat sehingga mobil tidak bisa ngebut. kemudian aku dan ucok makan malam dan belanja logistik di depan kampus IKOPIN.
akhirnya kami baru berangkat sekitar jam 2 minggu dinihari, dengan rute jatinangor-sumedang (angkot), sumedang-maja (angkutan umum mobil ELF), maja-apuy (angkutan desa pick-up). sebenarnya ada 2 rute pendakian lain yang lebih populer dari jalur apuy, yaitu cibunar (linggarjati) palutungan, tetapi karena apuy lebih dekat dari jatinangor dan kami belum pernah lewat apuy, maka memutuskan untuk lewat jalur apuy.
subuh baru sampai di sumedang, sudah ada tukang bubur ayam yang jualan, kami pun mampir dulu, lumayan buat bangunin cacing-cacing peliharaan. dari pasar ke tempat naik mobil jurusan maja kami berjalan kaki sekitar 1 kilometer, di jalan kami sempat beli tahu sumedang karena sepertinya cacing-cacing kami belum terpuaskan hanya dengan bubur ayam.

(the villagers)

(ucok dan gw di atas pick-up menuju apuy)

betapa senangnya kami melihat langit yang biru dengan sedikit saja awan selama perjalanan maja-apuy. kira-kira jam 11 siang kami baru sampai di desa apuy (kalau enggak salah nama desanya diganti menjadi argamukti) dan kami langsung menuju ke balai desa untuk melaporkan maksud kedatangan kami. bapak kepala desa yang tidak merokok itu (aku tahu bapak kades tidak merokok setelah menawarinya rokok) menyambut kami dengan ramah, dan memanggil stafnya (saat itu ada renovasi di depan balai desa sehingga meskipun hari itu minggu, mereka ada di kantor) untuk menyiapkan tiket masuk dan kami harus membayar @ Rp. 3.500,- termasuk asuransi @ Rp. 250,-
dari bapak kades itu, kami mendapat informasi bahwa sedang ada peneliti dari LIPI beranggotakan 13 orang dengan base camp antara pos 1 dengan pos 2. setelah berbincang-bincang dengan bapak kades dan seorang stafnya dan mengisi buku tamu, kami pun meneruskan perjalanan. ketinggian desa apuy sekitar 1200 mdpl (meter di atas permukaan laut), dengan mayoritas penduduknya adalah petani sayuran, mereka tidak ada yang menanam padi karena (menurut bapak kades) di ketinggian tersebut padi tidak bisa berbuah dengan baik.
perjalanan dari desa apuy ke pos 1 adalah melalui jalan (dulu pernah di aspal, tetapi sekarang sudah tak bersisa aspalnya) yang bisa dilalui mobil kecil untuk mengangkut hasil ladang, dan jika beruntung sedang ada mobil yang naik, maka kami bisa menumpang dan menghemat waktu perjalanan sekitar satu jam. di kiri kanan jalan yang kami lalui melulu ladang sayur-sayuran, kubis, wortel, daun bawang, sawi putih, dan cabe.
ucok dan aku berjalan agak cepat karena terik sekali matahari siang itu, sedangkan ipunk tertinggal jauh di belakang karena sesekali memotret lanskap yang menarik minatnya. setiap melewati petani yang sedang menggarap ladangnya, kami disambut dengan sapaan ramah mereka
"bade naranjak? (mau naik?)" sapa mereka dengan senyum yang tulus.
"muhun (iya)" jawabku.
memberondongku dengan banyak pertanyan yang tak ku pahami, sehingga aku hanya membalasnya dengan senyuman. kira-kira jam 12.30 kami sampai di sumber air terakhir (menurut info dari petani) kemudian kami istirahat disini, ipunk memasak nasi dengan telor dan kornet goreng dan sayur asem. awan yang tadi hanya sedikit sekarang sudah mulai menutupi matahari, yang sesekali saja bisa menembus awan putih.

(ipunk dan gw di sumber air)

(trio beto masih di sumber air)
setelah makan dan minum teh (ucok dan ipunk minum kopi), menghabiskan beberapa batang rokok, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 1, sekitar 30 menit jalan kaki. yang disebut pos 1 adalah sebuah pondok tanpa dinding di perbatasan ladang dengan hutan. sebelum mencapai pos 1, hujan sudah mulai turun. aku cepat-cepat mengeluarkan payung andalanku yang sudah mulai loyo menahan terpaan hujan dan angin tetapi masih cukup aman untuk melindungi kepala dari guyuran air hujan. jam 2an kami baru sampai di pos 1, kami berteduh dan merokok lagi beberapa batang sambil istirahat. ada satu rombongan pendaki dari maja yang baru turun dan berteduh juga di pos 1. aku menawari mereka rokok, yang dengan cepat ditanggapi mereka dengan mengulurkan tangan, sepertinya mereka kehabisan rokok di perjalanan.
10 menit kemudian kami meneruskan perjalanan, dan hujan semakin deras saja menyerbu bumi, membasahi kami. jalan setapak yang kami lalui sudah dibanjiri air yang mengalir cukup deras, merendam kaki kami hingga sedikit di atas mata kaki. jalan setapak semakin licin dengan aliran air tersebut, memperlambat jalan kami. 15 menit kemudian kami melewati base camp peneliti LIPI yang teridir dari beberapa tenda besar, beberapa peneliti sedang membaca di dalam tendanya yang transparan.
di sepanjang jalan di atas base camp penelitian itu kami menemui berbagai perangkap hewan yang dipasang oleh para peneliti, mulai jaring burung, perangkap tikus hingga perangkap dari kain putih yang dibentuk sedemikian rupa, sepertinya untuk menangkap serangga-serangga kecil. ketika kami beristirahat di dekat kain putih yang dibentangkan (seperti kain untuk background pas foto), aku melihat beberapa pacet menempel di kain putih tersebut sehingga kami lekas-lekas memeriksa kaki dan melanjutkan perjalanan.
"kalo ada tempat lapang kita istirahat dulu ya" kata ipunk.
"iya, kenapa punk?" aku ingin tahu alasannya.
"ga enak jalan maghrib-maghrib."
"iya, paling juga bentar lagi nyampe pos 2."
beberapa menit kemudian kami sampai di pos 2 yang cukup lapang untuk mendirikan beberapa tenda. aku pun segera membongkar tas dan menyiapkan tenda, hujan sudah tidak terlalu lebat. setelah tenda berdiri, kami bergiliran ganti pakaian dengan yang kering. di dalam tenda baru kelihatan seekor pacet yang menempel di punggung kaki kananku, sebesar pensil yang langsung aku sundut dengan rokok hingga terlepas dari kakiku dan aku membuangnya keluar tenda.
setelah semua masuk ke dalam tenda, kami pun enggan beraktivitas di luar tenda karena dingin. satu jam kemudian baru ipunk mulai masak untuk makan malam dengan menu indomie telor dan minum susu coklat. tak lama setelah makan malam dan ngobrol sebentar, kami sudah tertidur pulas. aku sempat terbangun beberapa kali, mimpi cigarillos yang tinggal sebatang buat di puncak sudah diembat ucok.
pagi entah bangun jam berapa, tapi aku ingat hari itu sudah senin dan besok aku harus kerja. sarapan sudah tersedia, nasi dengan ikan sarden tanpa sayur. setelah sarapan kami "menjemur" (belum ada sinar matahari pagi itu) pakaian basah kami. wah, kalo hari ini ke puncak aku pasti bolos lagi besok pikirku dalam hati.
(di pos 2)
(foto terakhir, di pos 2 juga)

"wah kayanya lo bolos lagi besok" kata ucok.
"iya neh, enggak apa-apalah, biko dipikian" jawabku enteng (biko dipikian = dipikirin ntar aja).
"dasar beto lo" kata ipunk menimpali.
"berangkat jam berapa kita?" tanyaku.
"biko lu yo, den masih paniang (ntar dulu ya, gw masih pusing)" jawab ipunk.
jam 12 siang baru kami selesai packing dan berangkat lagi menuju pos 3. ipunk masih tampak pucat siang itu, tetapi bilang sudah tidak apa-apa. baru 2 menit kami jalan, ipunk berhenti dan langsung jongkok, muntah-muntah kemudian duduk di atas sebatang pohon yang telah lama tumbang dan sudah berlumut. kemudian aku memijit tengkuk dan pundaknya.
"bentar ya, gw mual nih" katanya.
"iya, kuat enggak lo jalan lagi?" tanyaku.
ucok menunggu kira-kira sepuluh meter di depan kami, masih berdiri menyandang tasnya.
"iya, istirahat sebentar aja. aduh, lah gaek yo (aduh, udah tua ya)..."
"masuk angin kali punk."
"iya kali."
beberapa menit kemudian ipunk sudah kuat melanjutkan perjalanan, tetapi hanya sebentar saja. kira-kira lima menit kemudian dia muntah-muntah lagi, ucok memberi isyarat dengan tangan padaku mengajak turun saja.
"udah, kita turun aja punk" kataku.
"kalo enggak, ang baduo naiak seh lah, aden turun. biko den tunggu di balai desa (kalo enggak, lo berdua naik aja, gw turun. ntar gw tunggu di balai desa)" katanya lemah.
"enggak, kita turun aja!" jawabku tegas.
"gw kuat kok turun sendiri, enggak apa-apa" katanya masih ngotot.
"udah cok, kita turun aja" aku sambil memandang ucok yang pasrah, antara ingin naik dan kasihan melihat ipunk.
"aden masih kuek naiak, tapi lambek bana (gw masih kuat naik, tapi lambat banget)" kata ipunk.
"enggak, kita turun aja, ayo!" aku menukasnya.
setelah lama berdebat, akhirnya ipunk mau untuk turun saja. dan pelan-pelan kami pun kembali turun, gerimis beberapa kali membsahi kami. jalan yang licin dan kondisi ipunk yang lemah membuat perjalanan turun kami sangat lambat.
jam 4 sore kami baru sampai di pos 1, sambil beristirahat kami berharap ada mobil yang turun dan bisa kami tumpangi. sepuluh menit kemudian ada sebuah mobil yang turun, tetapi nasib baik belum berpihak pada kami, mobil itu dipenuhi tumpukan kubis. setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. baru sebentar kami jalan kaki, ada mobil turun dan kami menumpang, lumayan mempercepat perjalanan ke desa. di atas mobil, aku dan ucok hanya bisa berpandangan tanpa berkata-kata, karena kecewa dengan perjalanan ini.
aaah, berturut-turut aku gagal mencapai puncak setelah seminggu sebelumnya gagal mencapai puncak lawu.
sampai di jatinangor jam 10 malam, aku sudah terlalu lelah untuk meneruskan perjalanan ke depok sehingga memutuskan untuk bolos saja. keesokan harinya aku dan ucok jalan-jalan di kampus UNPAD yang panas.

4 Comments:

Blogger lavender said...

perjalanannya seru banget!
salute buat friendship disana!!!

11:39 AM  
Anonymous Anonymous said...

weits!!! jalan2 trus nih bos... ashoy.. dets what i call life!

3:48 PM  
Anonymous Anonymous said...

bazzuki... ajak gue naek gunung dong!
dadang

12:08 PM  
Anonymous Anonymous said...

he3 si ipunk ketauan ya suka ga lapor kalo naek gunung....

1:17 PM  

Post a Comment

<< Home