Thursday, January 24, 2008

pertemuan pertama

"papa...!" dia langsung lari mendekati aku yang lunglai di atas ranjang.
"apa ka.."
"papa panas banget, mau dikompres pa?"
"gausah"
"udah makan pa?"
"udah, tapi jangan suruh papa minum obat ya. cuma radang tenggorokan aja kok."
"iya, gabriel tau papa cuma perlu tidur aja satu dua hari kan?"
"hehe, kamu emang anak papa yang pintar!"
"udah berapa lama kita ga ketemu pa? gabriel kangen pa." air di matanya mulai merembes, mengalir merambati pipinya yang putih.
"hampir setahun. maafin papa ga jengukin kamu ya. papa tau kamu pasti ngerti keadaan papa."
"iya pa" dia mencium keningku,"love you pa."
"love you too."
"pa, gabriel pengen tinggal sama papa lagi."
"hei, kamu tau dari siapa papa sakit?" aku berusaha mengalihkan pembicaraan.
"gabriel di telpon tante, mmm... tante siapa ya? lupa namanya pa."
"ooo, kapan-kapan papa kenalin ya. papa ajak makan malam kalau dia punya waktu luang."
"udah lama kenal pa?"
"belum, papa baru sekali ketemu. dia sibuk banget."
"jadi kapan pa kita dinnernya?"
"mmm... papa belum bisa janji waktunya."
"pa..."
"iya, apa?"
"nnng.... ga jadi, hehe..."
"mau nanya apa sih kamu?"
"enggak, ga jadi pa. eh, aku mau maen ke belakang dulu ya pa."
"iya, nanti kalau papa kuat jalan papa nyusul."

sudah hampir setahun aku tidak pernah ketemu gabriel. sejak keputusan pengadilan yang memberikan hak asuh gabriel pada ibunya sebelas bulan yang lalu, aku belum pernah ketemu dengannya. sebenarnya aku mempunyai sehari setiap bulannya untuk mengajak gabriel kemana pun tetapi aku belum siap untuk itu. aku takut waktu sehari bersamanya tidak akan cukup, aku selalu ingin bersamanya. melihatnya tumbuh dan berkembang, mengajaknya diskusi. ya dia anak yang baik. aku juga yakin ibunya mengasuhnya dengan baik.

hampir setiap minggu gabriel menelponku, kangen ingin ketemu tapi aku selalu menghindar. perlu beberapa waktu untuk menata perasaan yang hancur ketika dia harus diasuh oleh ibunya. sempat tersirat untuk menculiknya, untungnya aku cepat sadar bahwa hal itu justru akan menghancurkan gabriel, akan merusak perkembangan mentalnya kelak. aku tidak mau itu terjadi pada anak kesayanganku.

"pa! kok rumputnya ga pernah dipotong sih?"
"iya, papa ga sempat. rumah pohonmu juga udah mulai lapuk, harus diganti beberapa papannya."
"aku tadi mau naik tp ga jadi pa, males rumputnya tinggi banget."
"iya, nanti kalau papa udah sehat papa potong rumputnya."
"yang rapi ya pa, aku pengen main bola. minggu depan aku mau kesini lagi pa."
"hei, kamu kan tau, papa cuma dikasih waktu sehari setiap bulan untuk ketemu kamu."
"iya, nanti aku bilang ke mama deh pa. paling juga boleh kok."
"iya, nanti main bola lawan papa ya."
"ah, lawan papa mah enteng, pasti aku menang pa."
"haha, yang bener."
terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. tok tok tok.
"tuh pak maman pasti"
"iya pa, aku pulang dulu ya pa."
"iya, salam buat mama ya."
"papa cepet sembuh, jangan begadang terus pa."
"iya iya..."
"eh, salam juga buat tante itu ya pa?"
"iya, moga aja dia cepat ada waktu luang ya."
"oke pa, daag... muah"
"daag, ati-ati ya!"

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

hei....akhirnya, gabriel hadir juga di blog ini.. :) welcome back, gaby...

11:21 AM  
Anonymous Anonymous said...

tengkyu tante yati :)

4:18 PM  
Blogger puput said...

make sure that u always love gabriel, bro
:)

6:30 PM  

Post a Comment

<< Home